Minggu, 27 November 2016

Perawatan Murai Batu Biar Rajin Gacor

            Perawatan Murai Batu Biar Rajin Gacor

Perawatan Murai Batu – Burung yang memiliki nama latin Copsychus malabaricus ini, saat ini keberadaannya memang sudah tidak asing lagi di kalangan kicau mania tanah air. Berbekal suara murai yang bervariasi, menjadikan modal utamanya sehingga banyak diminati. Terlebih lagi, kemampuannya dalam menirukan berbagai suara yang dihasilkan oleh pengicau jenis lain, membuatnya tak pernah luput dari sorotan para penghobi burung kicauan. Selain itu, perawakan dari burung yang berkerabat dekat dengan kacer ini juga tak jarang dibilang bahwa cukup tegas menjanjikan                                                                                                                  untuk memperoleh murai batu yang mumpuni, khususnya pada segi suara, tentu bukanlah perkara yang instan. Bisa dibilang begitu, sebab selain pada ketepatan pemberian pakan, setelan harian perawatan murai batu juga sangat menentukan prospek untuk kedepannya. Kalau kebutuhan berbagai macam nutrisi seperti protein dan vitamin yang ada pada makanan telah terpenuhi dengan baik, begitupun rawatan murai batu yang diberikan sudah sesuai dengan karakter burung, maka niscaya ia akan lekas rajin buka paruh dengan variasi suara yang lebih beragam




Mengingat pola perawatan murai batu bakalan / dewasa mana saja yang sangat menentukan potensi burung untuk kedepannya, sebenarnya tidaklah terlalu rumit untuk diterapkan. Sebab rawatan murai batu harian agar burung yang dikelompokkan pada keluarga atau suku Muscicapidae ini bisa cepat gacor, bisa dilakukan dengan cara mengatur setelan pakan yang berupa EF, rutin memaster menggunakan burung yang sudah gacor master, dan dengan perawatan yang mana diberikan seolah-olah hampir sama persisnya ketika ia sedang berada di alam bebas. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai perawatan murai batu biar gacor, sebagaimana berikut ini;
Pakan Extra Fooding (EF)
Segala Jenis EF (Ekstra Fooding) atau pakan tambahan memang bagus bagi tumbuh kembang burung, termasuk pada perkembangan kemampuan berkicau sekaligus segi kesehatannya. Adapun jenis EF yang banyak diberikan kepada murai batu antara lain jangkrik, kroto, orong-orong, belalang hijau, cacing tanah, ulat hongkong, ulat bambu / ulat bumbung, dan sebagainya. Namun perlu diketahui bahwa pemberian EF yang berlebihan justru dapat membuat burung jadi over birahi. Dan over birahi sendiri cenderung menyebabkan burung menjadi enggan untuk buka paruh. Oleh karena itu ada baiknya jika penyajian EF lebih diperhatikan.
Untuk EF yang harus lebih diperhatikan karena sangat berisiko adalah ulat hongkong. Dimana kalau diberikan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan karakter burung, maka dampak buruknya yaitu bisa menyebabkan burung menjadi mudah terkena penyakit katarak yang menyerang bagian mata. Selain ulat hongkong, jenis EF lain yang juga dapat mendatangkan dampak kurang bagus ialah kroto. Memberikan kroto dengan jumlah yang berlebihan dipercaya bisa meningkatkan suhu panas pada tubuh burung. Panas tubuh yang berlangsung secara berkepanjangan, banyak diyakini bisa membuat burung jadi rentan over birahi dan mabung tidak tepat pada waktunya.
Mengingat pernyataan-pernyataan tersebut, supaya terjauh dari hal-hal yang tidak diinginkan maka sebaiknya ketahui kesesuaian karakter burung terhadap porsi EF yang dapat diberikan. Kalau misalnya EF yang berupa kroto sudah terlanjur diberikan secara berlebihan, dan menyebabkan burung jadi over birahi sehingga ia enggan untuk buka paruh, maka upaya pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi atau menghentikan pemberian EF tersebut sementara waktu. Disamping itu, over birahi masih bisa diturunkan dengan memberikan ulat bambu / ulat bumbung setiap harinya. Rutin memberikan ulat bambu dipercaya mampu menetralisir burung yang over birahi. Selain pakan, perawatan murai batu terbaik bisa menyandingkannya dengan burung master.
Melatihnya Menggunakan Burung Master
Selain dengan setelan pakan, melatih atau memaster menggunakan burung yang sudah gacor master juga merupakan cara perawatan murai batu rajin gacor, yang mana sangat menentukan potensi untuk kedepannya. Untuk bahan isian suara master tidak hanya bisa dengan memanfaatkan gacoran burung sejenis saja. Akan tetapi juga bisa mengandalkan suara burung jenis lain sesuai dengan variasi yang diinginkan. Apabila mengindamkan agar murai batu memiliki variasi rapat berdurasi panjang, maka ia bisa dimaster dengan menggunakan suara ciblek / prenjak, cililin, tengkek buto, dsb. Namun kalau ingin variasinya jadi ngerol panjang, suara kenari dan blackthroat adalah pilihan yang tepat.
Perawatan Secara Alami
Merawat murai batu biar gacor dengan cara alami atau seolah-olah hampir sama persisnya seperti dikala ia berada di alam bebas, bertujuan agar burung merasa lebih leluasa layaknya sedang berada di habitat asalnya. Dengan begitu otomatis burung pun akan merasa lebih nyaman dan tidak mudah stres, sehingga cukup memungkinkan kalau perkembangan pada segi kemampuan berkicaunya jadi tidak terhambat. Terlepas dari itu, perawatan murai batu cepat gacor secara alami bisa dilaksanakan dengan cara sering menggantangya di bawah pohon rindang. Pada saat berada di alam bebas, tempat yang paling digemari burung untuk bersinggah salah satunya adalah pepohonan yang rindang.
Oleh karena itu, agar burung merasa seakan-akan berada di alam bebas maka tidak ada salahnya jika ia rutin digantang pada pohon rindang. Selain itu, ketika di habitat asalnya murai batu pada dasarnya mengkonsumsi pakan alami yang bisa disebut dengan EF. Dengan begitu pemberian EF sebaiknya lebih ditekankan dibanding voer, namun keduanya tetap diberikan secara bervariasi. Akan tetapi usahakan jangan terlalu berlebihan untuk jenis EF tertentu seperti ulat hongkong dan kroto, yang mana bisa memicu dampak kurang baik bagi tubuh burung. Khusus untuk murai batu jantan, karena di habitat asalnya ia selalu mencari pasangan lawan jenis, maka memelihara murai betina adalah cara yang tepat untuk memancing birahinya agar mau buka paruh.





*Sumber * : situsburung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar